Rabu, 29 Januari 2014

Melukis Mimpi untuk Hidup Kembali


Setelah menunggu selama musim penghujan ini, akhirnya muncul juga kuncup teratai ini. Pernah terlintas kekhawatiran bunga itu tak kan muncul kembali karena lamanya tanaman ini untuk menampakkan kembali bentangan daunnya di kolam yang tak cukup luas itu. Cukup bersih memang kolam itu dibanding sebelumnya, tetapi tak menjamin teratai itu untuk segera menampakkan kehadirannya. Memang sekali waktu pernah  kuajak ia berbincang karena kuyakin dia masih ada disana.  Mungkin dia lah sahabat terbaikku sejak kuada disana. Cerita tentangnya di http://www.atmawati-refleksi.blogspot.com/2009/01/belajar-keyakinan-dari-teratai.html mungkin adalah karena kedekatanku dengan teratai itu. Membincangkan keyakinan dengannya  adalah ilmu,  walaupun tak selamanya teratai itu selalu kuat dengan keyakinannya. Ada kalanya saat-saat dimana dia membutuhkan sesuatu untuk mampu hidup kembali setelah berdormansi selama kemarau panjang, tetapi… bukan karena dia tak yakin lagi, bukan karena dia telah  merasa lelah bukan pula karena putus asa.
            Dalam kehidupan   karena perjalanan mata pikir hati dalam mengarungi luasnya alam pikir hatinya, membuat satu titik dimana makhluk hidup tak lagi memiliki mimpi yang ingin digapainya. Satu  titik dimana ia tak mampu untuk memiliki alasan mengapa ia harus terus berada dalam  alam yang tak kekal.  Satu titik dimana keyakinannya tak lagi memiliki arti dan kekuatan. Dan pada titik itulah mungkin teratai tak jua mampu membuat alasan, tak mampu membuat dorongan, motivasi pada dirinya untuk tumbuh dan menampakkan diri dipermukaan kolam itu.
            Motivasi terbesar adalah yang berada dari dalam dirinya sendiri. Mereka yang besar adalah yang mampu memberikan motivasi untuk dirinya sendiri, sedangkan motivasi eksternal hanyalah  pemantik yang menghidupkan motivasi internal itu sendiri. Dan motivasi terkuat adalah ketika ia mampu menyelaraskan dengan sumber kekuatan yang hakiki. Motivasi aka n ada jika dia punya tujuan, punya asa, punya harapan, memiliki mimpi.
            Teratai menunda kehidupannya muncul kembali di kolam itu, untuk menemukan dan merenungkan kembali apakah ada yang ingin diimpikannya, membuat satu mimpi yang kan membuat keyakinannya mampu bersinar dan memberikan kekuatan kembali. Mimpi itulah yang akan memberikan jalan bagi keyakinan itu untuk memancarkan kembali kekuatannya, karena tanpa mimpi keyakinan itu juga hanyalah batu biasa walau sesungguhnya adalah permata. Kehidupan adalah selalu pembelajaran yang memberikan kebermaknaan, menjalani kehidupan bagi sebagian makhluk adalah dimulai dengan kebermaknaan itu sendiri, karena hakikatnya penciptaan makhluk juga dari pemaknaan yang maha luas yang semakin diarungi dalam pikir hati  makhlukNya semakin membuat diri tak bermakna dihadapanNya. Dalam  tak kebermaknaan itulah akhirnya teratai itu tersadar bahwa hanya Dia yang memiliki makna itu dan hanya dengan bergerak untuk meraih mimpi ia akan memperoleh makna yang hakiki dariNya. Kehidupan bukanlah tujuan tetapi untuk memaknai yang hakiki dariNya dalam perjalanan meraih mimpi yang diridloiNya. Selamat hidup kembali terataiku..